“Mbak Candi Abangnya mana?”, tanya seorang pemuda kepada Bella.
Tanpa basa-basi lagi, Bela pun menjawab, "Lah itu".
Pandangan pemuda tersebut beralih ke sebuah gundukan berupa bukit berwarna hijau. Yup, inilah first impression Candi Abang. Setiap orang yang menginjakkan kakinya di area candi pasti akan diselimuti oleh tanda tanya yang sama. Mana candinya?
Kami adalah Teletubbies |
Khalayak mengenalnya sebagai Bukit Teletubbies karena rupanya
yang mirip rumah Teletubbies dengan bentuk berupa gundukan berwarna hijau. Kita juga akan menjumpai serangga, pepohonan dan kambing yang berkeliaran di sekitar area ini.
Eloknya, saat kita melihat ke arah utara bukit terdapat Gunung Merapi.
Sesekali, pemandangan pesawat yang nampak terbang di atas Merapi pun terlihat.
Rasanya sulit melihat bukit ini sebagai sebuah candi bersejarah.
Dinobatkan sebagai cagar budaya, Candi Abang menyisakan
reruntuhan batu bata dengan warna merah yang khas. Kini, kita pun akan
paham betul dari mana asalnya nama Candi Abang.
Abang merupakan kata bahasa Jawa
yang memiliki arti merah. Karena candi ini terbuat dari batu bata yang berwarna
merah. Maka dari itu, candi ini dinamai dengan Candi Abang.
Sayangnya, Candi Abang telah tertimbun di dalam bukit mungil
ini. Hanya sedikit sisa batu bata yang nampak terlihat. Dengan sedikit mendaki,
kita akan menjumpai cekungan di atas bukit. Dari sinilah kita dapat melihat
reruntuhan dan potongan batu bata.
Hijau di Musim Penghujan, Merah di Musim Kemarau
Menarik dicatat, saat musim kemarau bukit ini menunjukkan
jati darinya. Tak lagi berwarna hijau karena tertutup rumput, tetapi berwarna
merah seperti namanya.
Fakta pemilihan batu bata sebagai bahan utama candi
memberikan dimensi berbeda dalam dunia percandian di Indonesia. Umumnya, candi
dibangun dari batu andesit. Apalagi, candi ini juga memiliki makna yang besar
bagi umat Hindu.
Konon, menurut kepercayaan agama Hindu, tempat tinggi merupakan tempat yang suci. Tempat tinggal para dewa-dewi agama Hindu. Dulunya, ditemukan Lingga di area Candi Abang yang menjadi simbol Dewa Siwa. Dewa Siwa merupakan dewa tertinggi di agama Hindu.
Tak hanya itu, sisa-sisa candi juga terlihat di sisi selatan
Bukit Teletubies. Sebuah batu berbentuk padma persegi delapan menjadi saksi
biksu eksistensi Candi Abang.
Karena rasa penasaran yang meluap, saya langsung
menyapa batu padma persegi delapan yang telah terbelah dua di sisi selatan. Saya kembali terhipnotis dengan kekayaan budaya dan sejarah Indonesia.
Selesai mengeskplorasi candi dan antre untuk selfie, saya dan Bella merebahkan tubuh sejenak di sebuah gubuk bambu. Angin sepoi-sepoi menerpa rambut kami, matahari pun mulai bersinar dengan ganas. Kami memutuskan untuk turun sebelum kulit terbakar dan perut makin keroncongan.
Tiket: Gratis
Parkir:
5000 (Mobil), 2000 (Motor), 3000 ( sewa payung)
Akses ke Candi Abang dari Kota Jogja
Gunakan GPS untuk ke Candi Abang. Setelah sampai di Janti, masuk
ke Jalan Maguwo à
Berbah à Jalan
Raya Berbah à Area
Persawahan à Candi
Abang (tidak ada plang). Kita dapat masuk dari dua pintu yaitu pintu barat dan timur.
Saya memilih masuk melalui pintu barat karena lebih dekat. Namun, harus mendaki
bukit sekitar 10 menit, sedangkan pintu timur jalanan landai tapi lebih jauh.
Atraksi:
Spot selfie, piknik keluarga, Merapi view,
sepedaan, wisata alam, budaya dan sejarah.
Catatan Penulis
Artikel ini terakhir di-update pada tahun 2016. Jadi, mungkin ada perubahan harga tiket Candi Abang dan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar