Akhirnya, saya memiliki cukup waktu untuk berbagi sekarang. Setelah hampir enam bulan magang di sebuah graha karier di Yogyakarta, saya tentu memiliki begitu banyak pengalaman yang ingin saya bagikan. Rasanya, saya harus merangkai tiap ingatan yang mulai beradu cepat di kepala. Namun, satu hal yang tak mungkin saya lupa bahwa pengalaman berharga ini membuat saya tumbuh menjadi sosok yang lebih dewasa. Saya pun menjadi lebih terbuka dengan beragam pikiran dan sedikit menyesali sikap kekanak-kanakan tempo dulu.
Melihat banyak teman-teman yang mulai bimbang dengan masa depan, saya cukup tergelitik untuk menulis. Apa saya beneran tidak takut dengan pekerjaan yang harus saya tekuni pada masa mendatang? Saya sudah berhenti merasa takut sejak enam bulan yang lalu.
Well, saya memiliki sebuah cerita menarik yang sangat cocok untuk para mahasiswa yang sangat terganggu dengan nilai IPK. Kamu boleh saja ber-IPK rendah, tetapi belum tentu kariermu akan seburuk IPK. Saya berani menjamin, jika Anda adalah orang yang berani beda, kesuksesan ada di depan mata.
Seorang HRD dari sebuah perusahaan besar di Indonesia pernah berujar pada saya, "Ada perusahaan yang menerapkan aturan tidak akan menerima jobseeker dengan IPK dia atas 3.5".
Brak! Apakah alasannya? Banyak sekali mahasiswa cerdas yang tak mampu bekerja karena kurangnya pengalaman dalam berorganisasi. Selain itu, ada juga jobseeker yang sulit berkomunikasi, sulit bekerja sama, bahkan cenderung suka bekerja sendiri. Sikap seperti ini tentu akan sangat merugikan perusahaan.
Perusahaan membutuhkan seseorang yang bisa memimpin, dapat dipimpin, dan tentu saja dapat bekerja. Orang pintar yang tidak memiliki pengalaman organisasi cenderung sulit berkomunikasi sehingga meski punya ide besar, tetapi mereka sulit untuk mengungkapkannya. Pada akhirnya, banyak perusahaan yang memilih jobseeker dengan IPK rendah, tetapi memiliki hard skill dan soft skill yang seimbang.
Lalu, bagaimana dengan syarat IPK pada setiap lamaran? Memang beberapa perusahaan memiliki syarat batas minimal IPK, tetapi sebagian besar yang direkrut adalah jobseeker dengan IPK rendah.
Poin penting yang dapat diambil yaitu jika kamu tidak memiliki IPK tinggi karena segudang aktivitas organisasi. Kamu cukup aman untuk mendapatkan pekerjaan yang laik, bahkan peluang diterima di perusahaan multinasional juga besar. IPK tinggi tak menjamin masa depan pekerjaan, kecuali kamu ingin menjadi peneliti atau dosen.
Bahkan seorang HRD dari perusahaan lain meminta saya untuk menyampaikan pesan ini kepada rekan-rekan jobseeker bahwa IPK itu tidak penting. Kemampuan leadership dan komunikasi yang baik menjadi kunci utama seseorang dapat sukses di perusahaan.
Gunakan setiap kesempatan yang ada untuk mengasah kemampuan komunikasi. Berani melakukan presentasi, berani bicara di depan umum, berani menyampaikan pendapat dalam kelas adalah beberapa cara untuk mengasah kemampuan.
Banyak jobseeker dengan segudang penghargaan, tetapi tak mampu menjual diri dalam interview karena sulit berkomunikasi. Sungguh sayang, perjuangan cumlaude-mu akan mulai terasa sia-sia, "Kenapa dulu saya tak berorganisasi?".
Ini hanya sedikit pengalaman yang dapat saya bagikan hari ini. Sejujurnya, saya sedang tidak berminat menulis, maafkan kelancangan kemalasan hatiku ini. Ingat, ini bukanlah sebuah 'excuse' agar kamu bisa bermalas-malasan dalam kuliah. Namun, kamu boleh sibuk sibuk berorganisasi, selain rajin di kelas.
Selanjutnya, saya akan berbagi tips bekerja di perusahaan Jepang. FYI, saya sudah bekerja di satu perusahaan A selama 6 tahun sejak menulis artikel ini sampai sekarang, lho. Apakah kamu penasaran dengan perjalanan karier saya? Tunggu tulisan selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar