6 Januari 2013

Sang Pemburu Buah


SALAM MAHASISWA!

SALAM PETANI!

SALAM BUAH!



Selamat malam mahasiswa-mahasiswi yang budiman. Di malam bertabur hujan kali ini,  saya akan berceloteh mengenai hal yang muluk-muluk saja. Tema yang biasanya bikin ngantuk di Gedung Miring sana, akan saya coba angkat dengan cara yang berbeda, lalu  di komparasikan dengan kisah pribadi anak kampung teladan yang hidup di Kota Yogyakarta. Yeah...Inilah kisah Dewi, Sang Pemburu Buah.

Saya dan buah adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan maupun terpisahkan. Sehari saja tanpa buah, tubuh dan otak ini pasti sudah soak dari dulu mengingat saya cukup 'rajin' beraktivitas. Terbang kesana-kemari, mencari sasaran empuk demi tujuan terselubung diimbangi dengan manipulasi dan intrik-intrik kapitalis lainnya. Ehm,  intinya saya suka buah!


Harga Rp 7.000/kg

Lalu, apa kaitan buah dengan Gedung Miring yang katanya untuk membangun saja menelan duit yang tidak mungkin bisa saya hitung dalam sebulan? Dan apa hubungannga dengan salam mahasiswa di atas? Saya akan sedikit membeberkan trik-trik saya mencundangi para koruptor pajak dan peranakannya dengan cara sehat, murah dan 'gak pake demo'. Karena sejujurnya saya kurang begitu suka dengan cara yang satu ini karena saya alergi panas (Bukan takut item lho ya, serius alergi). Yeah, akan saya beberkan trik-trik tersebut khusus untuk para mahasiswa-mahasiswi budiman yang suka belanja tapi bukan di pasar tradisonal .

Kalau berbicara mengenai buah, saya selalu iri dengan Thailand. Buah-buah Thailand berkuaitas bagus dan mampu memenuhi kebutuhan buah dalam maupun luar negeri. Bahkan kita sering menemukan buah bernama Ke-bangkok-bangkokkan di mall-mall terdekat kita (untung di Wonogiri tidak ada mall). Cukup miris memang, tanah kita subur dan makmur, buah impor, apa-apa impor, penduduknya suka belanja di mall. Padahal, barang-barang di mall atau supermarket tersebut sudah dikenai pajak. Sehingga, patut kita waspadai uang-uang tersebut nantinya akan menjadi cikal bakal bank korupsi di Indonesia. Dan perlu digarisbawahi, bahwa banyak supermarket yang menekan harga kepada petani-petani kecil. Jadi, kapan petani Indonesia akan makmur coba?



Sawo harga Rp 3.500,00/1/2 kg


Berawal dari pemikiran semacam itu, setiap hari libur atau  kuliah siang pasti akan saya agendakan untuk sepedaan ke Pasar Demangan, untuk sekedar membeli buah segar langsung dari petaninya. Dengan bermodal kemauan, saya mengajak ataupun diajak oleh teman kos untuk sepeda pagi-pagi . Karena dengan membeli buah yang belum kena pajak tersebut, secara tidak langsung kita akan menekan angka korupsi lho. Lebih-lebih, kita juga dapat meningkatkan  pendapatan pedagang-pedagang di pasar tradisonal yang biasanya identik dengan kemiskinan.

Yah, berbicara soal petani maka kia berbicara pula tentang lingkaran setan kemiskinan. Oleh karena itu dengan usaha mandiri kita, yuk kita bantu petani-petani Indonesia agar lebih giat untuk menanam dan jangan lupa beli produknya di pasar tradisoanl. Saya ada sedikit tips untuk membeli buah dengan harga murah:

1. Jangan lupa berangkatnya naik sepeda atau jalan kaki ya, hitung-hitung olahraga, kalau  naik kendaraan bermotor, harganya tidak lagi murah karena terpotong uang bensin
2. Jangan lupa bawa plastik atau tas sendiri, hitung-hitung cinta bumi
3. Kalau membeli buah saya sarankan jangan di pusat-pusat penjualan buah, kelilingi pasar dan cari pedagang dengan produk jualan utamanya bukan buah. Contohnya, ada pedagang cabe dan dia juga menjual pepaya. Maka belilah di tempat tersebut karena saya jamin harganya akan jauh lebih murah, langsung dari kebunnya sendiri.


Dua pepaya ini harganya Rp 5.000,00

4. Jangan takut untuk menawar, kalau bisa pakailah Bahasa Jawa yang baik dan benar. Misalnya, "Kirang nggih Buk, mangke kula tumbas mriki maleh Buk" atau beli dua produk di mix dan harganya minta turun. Biasanya manjur trik ini.
5. Terakhir pergilah beramai-ramai dengan teman karena jika beli banyak akan ada diskon menjanjikan untuk anda. Demikian sedikit trik anti koruptor dari saya, semoga setelah membaca ini banyak yang bergegas kembali pada jalan yang benar, kembali ke pasar tradisional dan bersiaplah untuk belanja murah-meriah dan menyehatkan katong Petani Indonesia!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar