8 Juni 2016

Mengenal Tengu di Jepang


Nama Tengu seringkali muncul dalam mitos, cerita, film, komik hingga drama Jepang Sosoknya yang dikenal mengerikan, bisa membuat bulu kuduk berdiri. Sesungguhnya, apa itu Tengu?

Dalam agama Shinto, Tengu merupakan bagian dari  yokai atau dalam bahasa Inggris spirits.  Hingga detik ini saya masih kesulitan untuk menerjemahkan istilah spirits. Entah dapat diterjemahkan sebagai dewa,  lelembut, setan ataupun roh. Mudahnya, Tengu menjadi yokai yang sangat ditakuti di Jepang.


Meski dalam agama Shinto Tengu adalah Dewa, Tengu memiliki sejarah panjang di mata penganut agama Budha. Nama Tengu berasal dari Tiongkok yang berarti iblis. Dipercaya, Tengu merupakan sosok iblis ataupun setan yang menentang Budha dan suka membuat kerusakan di dunia. Mereka menjadi iblis yang biasa tinggal di hutan atau gunung serta memiliki hobi mengikuti dan menculik orang. Khususnya anak-anak dan perempuan.

Saat menculik mangsanya, tak jarang Tengu membuat manusia memakan kotoran binatang. Hingga akhirnya dikembalikan kembali ke dunia. Dulunya, Tengu sering menculik para pendeta Budha dan membawa mereka ke tempat terpencil.

Karasu Tengu dan Daitengu


Daitengu di Kuil Yakuo-in
Tengu sendiri dibedakan menjadi dua jenis yaitu Karasu Tengu dan Dai Tengu. Karasu Tenggu memiliki bentuk seperti burung dan terkenal bengis. Siapapun yang melewati batas wilayahnya akan segera dihabisi. Karasu Tengu biasa mengikuti, menculik, menyulut api bahkan mengatur cuaca.

Sementara itu, Daitengu memiliki wujud setengah manusia. Daitengu tak kalah berbahaya laiknya Karasu Tengu. Daitengu paling populer sebagai penculik anak-anak dan perempuan ke dalam hutan. Lalu, mengembalikannya ke tempat semula. Cara mudah mengenalinya adalah Daitengu memiliki hidung besar dan panjang.


Saking ngerinya, banyak himbauan untuk menggunakan makarel sebagai jimat. Alasannya adalah para Tengu jijik dengan ikan makarel. Sehingga kelemahan ini dimanfaatkan oleh manusia untuk menghalau Tengu saat mereka mencoba mendekat.


Saat hiking di Takao-san, saya menjumpai beberapa patung Tengu. Maklum, Kuil Yakuo-in yang berlokasi di Takao-san dikenal sebagai rumah Tengu. Kita akan menemukan Kotengu dan Karasu Tengu yang menjadi patung penjaga kuil. Sementara itu, Daitengu di sini dipercaya berkaitan erat dengan Pendeta Yamabushi.


Menurut cerita, gunung-gunung di Jepang dijaga oleh beberapa Daitengu. Takao-san sendiri dijaga oleh Daitengu yang bernama Naigubu. Dan Daitengu paling kuat adalah tengu yang tinggal di Gunung Kurama dan Gunung Atago.

Tengu di kanan-kiri pintu masuk
Karena cerita inilah, Kuil Yakuo-in populer sebagai rumah para Tengu. Saat berkeliling, saya menemukan beragam pernak-pernik Tengu banyak dijual. Saya membeli Omikuji Tengu dan Omamori. Ulasan tentang kertas ramalanOmikuji dapat dibaca di sini

Saya memutuskan untuk membeli dua omamori berwarna biru dan pink. Dibungkus dengan kertas berwarna putih dan terdapat kanji bertuliskan Takao-san. Wah, cantik sekali! Sayangnya, gantungan ponsel berbentuk Tengu saya sudah hilang di Indonesia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar