8 Juni 2016

Basah-basahan di Pantai Sepanjang


 5 Desember 2015

Sekian lamanya saya menyimpan benci, tetapi selalu saja ada alasan untuk kembali berjemur di bibir pantai. Hanya butuh beberapa menit saja untuk membuktikan betapa dahsyatnya terik matahari.Lihat, kulit saya nampak memerah dan bengkak. Hingga akhirnya, saya menjadi salah satu dari sekian orang yang tak hobi berjemur di pinggir pantai. Apalagi selfie dengan ombak, basah-basahan, dan ciprat-cipratan air.  Big NO!



Sayangnya, kali ini saya harus sedikit berkompromi pada diri sendiri. Karena harus survei  acara outing kantor, saya mendatangi beberapa pantai. Saat matahari tengah panas-panasnya, saya dan beberapa teman mendatangi deretan pantai di Gunung Kidul. Sembari bermalas-malasan di dalam mobil, saya pun sedikit mengintip ke jendela.


Panorama Pantai Sepanjang sukses menarik perhatian. Berbeda dengan pantai pada umunya, pantai ini terlampu indah untuk diacuhkan. Ombak yang tak terlalu tinggi dan bibir pantai yang menyentuh jalan membuat saya tertarik.



Banyak penginapan yang berjarak beberapa meter dari pantai! Ah, ini baru namanya pantai ajaib. Adanya beberapa gubuk kayu menambah kesan misterius Pantai Sepanjang. Apalagi jika terdapat beberapa bule separuh telanjang yang tengah kongkow-kongkow di gubuk itu.  Setiap orang yang lewat, dijamin akan menoleh, termasuk saya.



Akhirnya, saya nyemplung juga ke laut. Menangkap beberapa rumput laut liar dan membiarkan diri dipermainkan ombak. Sedikit berjalan menuju tengah laut, saya gagal melarikan diri dari gulungan omba. Selesai dibabat habis gulungan ombak, separuh celana basah kuyup. Saya lari menepi dan menghakimi diri sendiri. Tuh kan jadi basah!


Puas dipermainkan ombak, kami mencari tempat makan. Menyantap semangkuk bakso dan degan murni di pinggir pantai. Nampak beberapa pedagang kripik rumput laut menjajakan dagangannya. Saya membeli beberapa bungkus untuk camilan. Gantungan kunci lucu dari kerang laut tak luput kami beli juga. 


Sayangnya, saya tak ingat rute menuju Pantai Sepanjang. Maklum, saya puas duduk di belakang sebagai penumpang. Hal ini akan sedikit berbeda jika saya nekat naik motor seperti biasanya. Di lain kesempatan, mungkin saya akan memperbarui rutenya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar