22 Mei 2013

"Kutukan Entah"



Wahai malam yang budiman, hari ini 'entah' menjengukku lagi. Radang gila mengutukku, sedikit demi sedikit menggrogoti kewarasanku yang tinggal seperempat. Terlalu banyak kelebat-kelebat minta tempat, menjadi pungli dalam diriku sendiri. Hari berayun-ayun manja, minta digoda lalu mendurhakai diriku yang sudah kelewat simpati. Saya punya mimpi, tetapi mimpi saya tidak pernah berbunyi jelas. Kadang-kadang berbunyi vokal setengah konsonan atau vokal cadel sedikit basah. Apakah dunia mengerti? Tidak, dunia akan saya biarkan buta sampai mampus, karena dunia tidak butuh manusia dengan kewarasan seperempat.Ranjau yang terasah bertahun-tahun, saya lempar ke arah musuh yang memantul dari kaca. Entah sejak kapan anak ingusan ini duduk manis menjadi pujangga, sesekali menggurui para pemalas dengan teori semalam jadi, dan memberikan sedekah kosong yang diamini. Saya khilaf kepada entah!

Seringkali, menertawai orang-orang yang lari dengan setelan kemben, sarung atau celana tanpa jahitan. Mereka hanya berlari dengan kekuatan spontan, bukan demi mimpi-mimpi tolol saya. Menjadi dewasa berarti tidak lagi membutuhkan sanjungan, penjilat amatir, ataupan teman titipan. Pada akhirnya Anda akan  menolong diri Anda sendiri. Kini, saya tidak lagi takut pada gelap ataupun hilang nyali. Karena ketakutan terbesar, yang selalu saya pendam selama ini adalah fakta bahwa kehadiran saya di dunia ini tidak memiliki arti apa-apa. Tidak mampu merubah apapun. Tetangga saya akan tetap miskin seperti dulu, bahkan miskin berlarut-larut! Saat anak-anak kecil tumbuh dewasa secara instan, saya mungkin masih berkutat pada teori-teori yang menumpuk di kepala. Selamat Datang Zaman Gila!!! Entah telah mengutukku!!!