10 Maret 2013

Yogyakarta Mengajar(i)Ku

Pasutri bersepeda di Jalan Malioboro, (10/03)

"Meski bersepeda dalam arah yang sama, tapi Anda akan selalu menatap saya bukan? Bukan bangunan mewah itu, bunga-bunga segar ataupun rasa manis yang ada dalam sorot mata Anda, tetapi tetap saya kan? Jalanan seperti inilah yang saya SUKA dari Anda!" 

1 Maret 2013

I Want to be Amnesia!




I & MY MOM

"Saya tentu bisa mencintai, tapi tidak dengan bibir. Tidak pula dengan pikiran, isyarat-isyarat, ataupun peduli. Peduli itu kadangkala perlu bersembunyi, jauh dan diam bersemedi. Seberapapun lalu-lalang mengucapkan  salam, saya akan tetap diam, tanpa suara, dan terus mengagumi. Karena rumus-rumus sosial itu terlalu sulit, kadangkala  menimbulkan tanda tanya baru. Ya, "ucapanku memang sulit untuk dieja", andaikata bahasa asing, mungkin tidak ada terjemahannya. Jadi jangan berharap untuk menebak-nebak ataupun berprasangka, cukup "putus asa-LAH".   Dan Anda tidak akan tahu, bahwa sekarang telah menjadi esok. Dengan cara ini, saya terus membisu, menertawakan Anda dalam frustasi. Terus mematai-matai perasaan sendiri, lalu menelantarkannya. Dengan ketololan inilah, peduli yang lain menjemput saya, memberikan sepoi-sepoi, dan menyiram saya dengan air dingin. Dengan siraman air dingin itulah, sesekali saya takluk, berontak sedikit, lalu mengadu kepada pena".

Saya pernah menulis sebuah cerpen saat duduk di bangku SMA. Saya persembahkan untuk seorang perempuan yang selalu meminta saya, untuk memanggilnya sebagai "Mamak".  Perempuan yang namanya selalu tertulis dalam rapor ataupun akta kelahiran saya. Seorang perempuan yang seringkali memijat kaki saya, jika saya terkapar di atas kasur. "Mamakku".

Cerita ini  meraih juara terbaik kedua se-karisidenan Surakarta pada tahun 2009 dan dimuat dalam majalah kampus UMS yang benama Campus English Magazine. Cerita ini sukses bukan karena ke-genius-an sang penulis, tetapi semata-mata karena cerita akan  kasih sayang seorang Mamak. Tulisan ini benar-benar untuk Anda Mamak, hanya untuk Anda! Sampai saya harus bersimpuh memeras otak, agar Anda bangga dengan tulisan saya. Agar Anda tidak menggadai saya dengan anak lain yang jauuuuhhhhh luar biasa. Agar Alm. Bapak selalu punya cerita ketika ia kesepian. Agar kita tetap hidup seperti ini dalam diam.  Dan saat Anda yang tidak bisa berbahasa Inggris bertanya apa isi dari cerpen ini,

"Dengan singkat tanpa menyebut arti Anda bagi anakmu ini, saya menjawab, "PERSAHABATAN".